Moisturizer memiliki peran yang penting dalam list skincare banyak orang. Bahkan ketika kita menengok sejarah, sekelas ratu Cleopatra pun bahkan pernah mandi di dalam rendaman susu untuk menjaga kelembaban kulitnya. Di zaman sekarang pelembab merupakan skincare yang sangat popular dan laku di pasaran karena terbukti secara efisien dapat mencegah dan mengatasi beragam kondisi kulit.

Meningkatkan Proteksi Kulit

Skin barrier memegang peranan penting dalam melindungi tubuh. Gangguan yang terjadi pada skin barrier dapat menyebabkan mikroba, patogen, iritan, polutn, dan radikal bebas masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan penyakit yang lebih serius.
Namun tidak usah khawatir, hal tersebut dapat dicegah dengan memperbaiki kelembaban kulit agar skin barrier kuat. Salah satunya dengan menggunakan produk pelembab. Hal pertama yang terjadi ketika menggunakan pelembab adalah hidrasi kulit. Proses hidrasi ini cukup kompleks, karena melibatkan sejumlah bagian dari lapisan epidermis dan prinsip fisika-biokimia pada kulit. 
Ketika kulit diberikan pelembab, maka seketika terjadi hidrasi kulit dengan adanya peningkatan air di dalam stratum corneum, sehingga menjadikan kulit menjadi lebih halus. Perlu diketahui pada kulit yang skin barriernya rusak, terdapat banyak celah akibat proses deskuamasi kulit yang menyebabkan tekstur kulit menjadi kasar. Ketika kulit tersebut diberikan pelembab, maka celah-celah yang ada akan terisi kembali dan merapat sehingga membuat tekstur kulit menjadi lebih halus. 
Selain memperbaiki tekstur kulit, pelembab ini juga menguatkan skin barrier karena adanya hidrasi yang cukup dapat mencegah degradasi desmosom sehingga korneosit akan tetap menyatu. Lantas kumpulan korneosit yang menyatu secara rapat ini membuat skin barrier kuat karena tidak mudah ditembus oleh faktor eksternal.
Melansir dari hasil penelitian Wood LC et al, penggunaan pelembab menjadi wajib hukumnya untuk orang yang mengalami gangguan fungsi skin barrier. Karena disrupsi pada skin barrier dapat menyebabkan hyperplasia dan membuat produksi sitokin meningkat. Hal ini akan membuat kulit menjadi meradang. Penggunaan pelembab dapat menjadi tindakan preventif agar kondisi patofisiologis pasien tidak bertambah parah.

Mengatasi dan Mencegah Kondisi Kulit Kering

Dalam menanggapi kulit kering, para dermatologis sering menganalogikan kondisi ini dengan kondisi tanah yang kering dan pecah, sehingga agar kondisi tanah tersebut menjadi bagus kembali, tentu dibutuhkan pengairan / hidrasi yang cukup. Begitupun juga dengam kulit.
Penelitian secara in vivo membuktikan jika moisturizer dapat mengatasi kekeringan pada kulit serta mencegah potensi terulangnya proses terjadinya kulit yang kering. Bagi para peneliti hasil ini dijadikan acuan untuk melakukan studi klinis lebih lanjut terhadap pasien dengan kondisi eksim. Hasil penelitian tersebut menunjukkan moisturizer dapat mengurangi kekeringan pada kulit dan potensi irirasi pada kulit yang mengalami eksim. Penelitian lain membuktikan penggunaan moisturizer secara tunggal dapat menurunkan kekeringan kulit pada kondisi psoriasis.

Mengurangi Efek Iritasi Yang Berhubungan Dengan Terapi Tertentu
Ada terapi tertentu yang mengakibatkan iritasi kulit. Iritasi tersebut dapat dikurangi dengan memakai moisturizer secara berkala. Pada percobaan split face, orang yang memakai moisturizer dibandingkan dengan orang yang tidak memakai moisturizer. Kemudian penurunan sensasi terbakar, sakit, dan gatal secara signifikan ditemukan pada kelompok wajah yang memakai moisturizer. Bahkan hasil penelitian tersebut mempengaruhi banyak formulator kosmetik untuk menyertakan bahan moisturizing, soothing & calming di dalam produknya.




Pada kondisi klinis yang lain, sudah menjadi hal lumrah ketika praktisi klinis menyarankan pasien atopic dermatitis, psoriasis, dan gejala dermatoses lainnya yang putus terapi kortikosteroid untuk memakai moisturizer untuk memperpanjang manfaat klinis dari terapi tersebut. 
Nah dengan semua manfaat moisturizer tersebut, sudah sepantasnya kita menjaga kesehatan kulit kita dengan moisturizer!