Sunscreen 101 : Kenapa sunscreen penting?
20 Mei, 2025 oleh
Sunscreen 101 : Kenapa sunscreen penting?
DIVA
  

Sebagai dokter kecantikan, anda pasti memahami betapa pentingnya melindungi kulit pasien dari paparan sinar matahari. Meski sinar matahari berkontribusi pada sintesis vitamin D dan mendukung sistem imun, paparan UV yang berlebihan justru dapat mempercepat penuaan kulit, kelainan pigmen hingga risiko kanker. Sehingga, peran anda bukan sekedar merawat, tetapi juga mengedukasi pasien secara berkelanjutan. Oleh karena itu, pemahaman yang baik mengenai risiko dan pencegahan dari paparan sinar UV yang berlebih menjadi kunci agar dapat menjaga kesehatan dan kecantikan kulitnya dalam jangka panjang. Yuk kita bahas lebih lanjut, dok!

Risiko yang terjadi apabila terpapar sinar matahari secara berlebihan

Seperti yang dokter ketahui bahwa lapisan pelindung alami kulit memiliki kapasitas terbatas dalam menangkal paparan sinar UV. Jika perlindungan ini terganggu, berbagai manifestasi klinis dapat muncul seperti :

Kulit terbakar (Sunburn), 
    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rena Roy dan Rasmi Zakiah O (2018) tentang “Tatalaksana dan Pencegahan Komplikasi Sunburn pada Orang-orang dengan Risiko Pajanan Matahari Lama”, sebanyak 33% responden mengalami pajanan sinar matahari dalam 12 bulan terakhir. 3% diantaranya mengalami sunburn dengan vesikel dan 10% melaporkan pajanan matahari menjadi lebih buruk untuk waktu lebih dari satu hari. Pada risiko ini, kulit menjadi merah dan terasa gatal. Hal ini dipengaruhi oleh sinar UV B yang berlebihan yang dapat terjadi 6 hingga 24 jam setelah terpapar namun gejalanya akan hilang dalam 3-5 hari.

Penuaan dini
Kulit yang terpapar sinar matahari secara berlebihan akan menembus lapisan kulit lebih dalam dan jaringan kolagen serta kelenjar minyak tidak mampu melembabkan kulit. Hal ini akan ditandai dengan garis halus, kerutan, serta hilangnya elastisitas kulit (Tan, dkk. 2024).

Kanker kulit
Paparan UV juga dapat meningkatkan risiko kanker kulit. Pada tahun 2018, dilaporkan bahwa di Indonesia terdapat sekitar 6.170 kasus non-melanoma dan 1.392 kasus melanoma. Sehingga, hal ini yang menunjukkan betapa pentingnya perlindungan kulit dari paparan sinar matahari yang berlebihan.

Tipe Sunscreen
Setelah mengetahui risiko dari paparan sinar matahari yang berlebihan sebagai dokter kecantikan, Anda tentu menyadari bagaimana pentingnya memberikan perlindungan yang maksimal bagi kulit pasien. Salah satu cara utama yang dapat dilakukan adalah dengan penggunaan sunscreen. Untuk dapat merekomendasikan sunscreen yang tepat, penting bagi kita untuk mengetahui perbedaan antara dua jenis sunscreen, yaitu chemical sunscreen dan physical sunscreen.

Physical sunscreen
Physical sunscreen [mineral sunscreen], mengandung zinc oxide atau titanium dioxide yang bekerja memantulkan sinar UV sebelum mencapai epidermis. Sunscreen ini lebih disarankan untuk pasien dengan kulit sensitif karena memiliki risiko iritasi lebih rendah dibandingkan chemical sunscreen.

Chemical sunscreen
Chemical sunscreen [organic sunscreen] bekerja menyerap radiasi UV dan mengubahnya menjadi energi panas. Umumnya lebih ringan dan mudah diaplikasikan namun dapat beresiko menyebabkan pasien iritasi dan penyumbatan pori hingga masalah tercemarnya ekosistem akuatik. Contoh kandungan chemical sunscreen adalah oxybenzone, avobenzone atau octinoxate.

Bagaimana menentukan tipe sunscreen yang sesuai?

Untuk memastikan perlindungan kulit yang lebih optimal, maka penting bagi pasien memilih sunscreen yang sesuai dengan jenis kulit dan kebutuhannya. Sebagai dokter kecantikan, anda dapat memberikan panduan yang tepat dengan mempertimbangkan faktor berikut : 

SPF atau Sun Protection Factor, pilih SPF sesuai dengan kebutuhan pasien:

SPF 15 : proteksi 93%, bertahan selama ±120 menit

SPF 30 : proteksi 96,7%, bertahan selama ±300 menit

SPF 50 : proteksi 98%, bertahan selama ±500 menit

Semakin tinggi SPF, semakin lama perlindungannya. Tetapi, perlu diinformasikan kepada pasien bahwa sunscreen perlu di reapply setiap 2-3 jam agar hasilnya maksimal.

Tipe kulit

Kering, pasien dengan tipe ini dapat menggunakan jenis sunscreen yang kaya akan moisturizer sehingga dapat melembabkan seperti 5x Ceramide, Sodium Hyaluronate hingga Sodium PCA.

Berminyak, apabila pasien memiliki kulit yang berminyak dapat menggunakan sunscreen yang berbasis gel dan oil-free sehingga tidak menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat.

Sensitif, untuk pasien yang memiliki tipe kulit sensitif dapat menggunakan physical sunscreen untuk mengurangi reaksi iritasi.

Water-resistant, bagi pasien yang gemar beraktivitas di luar ruangan, sunscreen dengan klaim water resistant lebih direkomendasikan karena kemampuan proteksinya yang lebih optimal.

Dengan memberikan rekomendasi sunscreen yang sesuai dengan kebutuhan kulit pasien, Anda dapat membantu mereka memilih produk yang tepat untuk perlindungan maksimal. Tentunya akan membuat pasien terjaga dari paparan sinar matahari. Perlu diingatkan juga kepada pasien untuk selalu menggunakan sunscreen setiap hari, terutama sebelum keluar rumah atau beraktivitas di luar dan ulangi aplikasinya setiap beberapa jam agar memberikan perlindungan dari paparan sinar matahari.



Sumber : 
Roy, R., & Oktarlina, R. Z. (2018). Tatalaksana dan Pencegahan Komplikasi Sunburn pada Orang-orang dengan Risiko Pajanan Matahari Lama. Jurnal Kesehatan dan Agromedicine, 5(1), 438-443.
Tan, S. T., Gunaidi, F. C., Wijaya, D. A., Alifia, T. P., & Syarifah, A. G. (2024). Kegiatan Penapisan Kesehatan Kulit Wajah dan Kerusakan Kulit Akibat Paparan Sinar Matahari pada Kelompok Lanjut Usia di St. Anna. Perigel: Jurnal Penyuluhan Masyarakat Indonesia, 3(2), 01-06.


di dalam Education
Sunscreen 101 : Kenapa sunscreen penting?
DIVA 20 Mei, 2025
Share this post
Label
Whatsapp Us
-->